Seringkali Anda lebih suka menghindari konflik atau mengakhiri
perdebatan dengan hati panas. Misalnya, saat menjalani perdebataran tak
berujung dengan rekan kerja. Persoalan kecil menjadi besar, dan
persoalan besar mengendap di dada berhari-hari, berminggu-minggu, atau
justru sudah menjadi ‘penyakit menahun’ tanpa ada penyelesaian.
Ketidakpuasan tersebut berakhir dengan gerutuan dan membahasnya pada
saat lunch time. Padahal, walaupun konfrontasi itu penting,
namun konfrontasi tidak perlu sampai berlarut-larut. ‘Perang’ dengan
rekan kerja di ruang rapat membuat argumentasi Anda lebih tajam, gagasan
berkembang dan mematangkan diri. Jadi, masalahnya bukan di perang itu
sendiri, tapi bagaimana cara Anda memulai, menjalankan dan mengakhiri
perang dengan elegan.
Berikut ini tips bagaimana memenagkan konflik di
kantor:
1. Kuasai Masalah. Anda tidak akan bisa
mempertahankan apalagi mengembangkan gagasan jika tidak menguasai
masalah dengan baik. Kuasai pula data pendukung dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan masalah yang Anda angkat. Jadi, dalam hal ini,
keberadaan data sangat penting.
2. Pahami Lawan. Anda perlu mengenali cara berfikir
dari lawan bicara Anda. Kenali pula apa yang sedang dia persoalkan.
Siapa tahu, ternyata Anda berdua tidak sedang berada di ‘wilayah yang
berseberangan’, namun hanya berbeda cara pandang.
3. Nothing Personal. Sehebat apapun perdebatan,
tidak ada hubungannya dengan Anda dan lawan bicara. Anda mungkin saja
berdebat dengan orang yang paling menyebalkan di duia. Tapi, hal itu
tidak ada hubungannya dengan apa yang dia katakana. Dan ketika dia
mendebat Anda, bukan berarti ide Anda buruk atau Anda tidak punya
kemampuan. Perdebatan tersebut adalah murni membicarakan masalah.
4. Cobalah Tersenyum. Raut muka akan mempengaruhi
Anda dan lawan bicara. Kalau perlu, dalam perdebatan tersebut, Anda
selipkan jokes, guna mencairkan suasana panas di meja diskusi.
5. Abaikan Perasaan. Konflik, konfrontasi, atau
perdebatan, adalah masalah adu argumentasi. Sehingga, katakana semua
yang Anda piker, bukan yang Anda rasakan. Hindari kosakata yang bersifat
emosional. Begitu perasaan Anda ikut berperan, maka argumentasi Anda
akan kacau. Pada saat emosi Anda mulai ‘naik;, tarik napas, tahan, dan
keluarkan perlahan. Yakinkan diri Anda untuk menurunkan amarah. Lihatlah
sisi lucu dari perdebatan tersebut. Ketika lawan bicara Anda nada
bicaranya sudah meninggi dengan kosakata emosional, Anda bisa menurunkan
tensi diskusi, misalnya dengan, “ Oh begitu ya?”, “Ok, jadi menurut Anda…”. Cara ini cukup efektif membuat lawan bicara Anda tidak merasa sedang diserang.
6. Fokus Pada Masalah. Seringkali perdebatan menjadi
panjang karena masing-masing mendebat hal yang bukan pokok
permasalahannya. Usahakan untuk tidak terjebak untuk bergeser ke topic
yang bukan inti masalah.
7. Ulangi Argumentasinya. Cara ini cukup ampuh untuk
meruntuhkan tembok lawan. Ketika dia selesai menyampaikan argumentasi,
Anda ulang pokok pikirannya. Dengan demikian, lawan bicara Anda mengerti
bahwa Anda paham apa yang dia katakana dan mencoba mengerti pikirannya.
Semua orang pada dasarnya senang dimengerti. Anda pun juga begitu,
bukan? Hindari pilihan kata: “Tidak bisa seperti itu!”, “Mana mungkin…”, dan kata-kata negative lainnya.
8. Kutip Pembicaraannya Untuk Menguatkan Argumentasi Anda.
Pada saat menyampaikan pendapat Anda, kutip argumentasi lawan bicara
yang bisa menguatkan argumentasi Anda. Sampaikan dengan cara seperti
ini, “Saya setuju sekali dengan pendapat Anda tentang…sehingga menurut saya…”
9. Semua Menang. Tidak ada yang menang dan kalah
dalam sebuah konfrontasi di kantor. Semua orang, bisa dimulai dari Anda,
berorientasi pada mematangkan gagasan dan solusi. Bisa jadi gagasan
Anda tak terpakai. Jika Anda percaya bahwa hasil akhir adalah yang
terbaik untuk semua orang, maka Anda perlu berbesar hati. Sikap ini akan
membuat orang lupa bahwa gagasan Anda tak terpakai. Percayalah, orang
tidak akan berpikir sedetail itu ketika sudah berada di sebuah arena
konforntasi yang argumentative.
10. Ditutup Kesimpulan. Tujuan dari sebuah
perdebatan adalah mendapatkan solusi. Jadi jangan pernah meninggalkan
‘medan pertempuran’ tanpa penyelesaian masalah. Begitu semua orang sudah
sepakat, akhiri ‘arena perang’ tersebut dengan kesimpulan. Pada saat
menyimpulkan, tidak perlu lagi dibahas argumentasi sebelumnya. Karena
ini akan membuka perdebatan baru.
0 komentar:
Posting Komentar